Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan
terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung, (Manusia dan
lingkungan fisik). Semua keadaan lingkungan tersebut berperan dan memberikan
kontribusi terhadap proses peningkatan kualitas pendidikan dan atau kualitas
lulusan pendidikan. Perhatian Top Manajemen (Kepala Sekolah) seharusnya
berupaya untuk mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memanfaatkannya
seoptimal mungkin, sehingga semua sumber tersebut memberikan kontribusi
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
Salah satu sumber yang perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid, termasuk stakeholders. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: Mengapa Manajemen Pendidikan perlu Menangani Masyarakat (perlu Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat), secara optimal baik orang tua murid, stakeholders, tokoh masyarakat maupun institusi yang ada di lingkungan sekolah.
Salah satu sumber yang perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid, termasuk stakeholders. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: Mengapa Manajemen Pendidikan perlu Menangani Masyarakat (perlu Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat), secara optimal baik orang tua murid, stakeholders, tokoh masyarakat maupun institusi yang ada di lingkungan sekolah.
Organisasi sekolah adalah organisasi yang menganut sistem
tebuka, sebagai sistem terbuka berarti lembaga pendidikan mau tidak mau,
disadari atau tidak disadari akan selalu terjadi kontak hubungan dengan lingkungannya
yang disebut sebagai supra sistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga
agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah. Suatu organisasi yang
mengisolasi diri, termasuk sekolah sebagai organisasi apabila tidak melakukan
kontak dengan lingkungannya maka dia lambat laun akan mati secara alamiah
(tidak dapat eksis), karena organisasi hanya akan tumbuh dan berkembang apabila
didukung dan dibutuhkan oleh lingkungannya. Hanya sistem terbuka yang memiliki
megantropy, yaitu suatu usaha yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya
entropy atau kepunahan. Ini berarti hidup matinya lembaga pendidikan akan
sangat tergantung dan ditentukan oleh usaha sekolah itu sendiri, dalam arti
sejauhmana dia mampu menjaga dan memelihara komunikasinya dengan masyarakat
luas atau dia mau menjadi organisasi terbuka.
Dalam kenyataan sering kita temui sekolah yang tidak punya
nama baik di masyarakat akhirnya akan mati. Hal ini disebabkan karena sekolah
itu tidak mampu membuat hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat pendukungnya.
Dengan berbagai alasan masyarakat tidak mau menyekolahkan anaknya di suatu
sekolah, yang akhirnya membuat sekolah itu mati dengan sendirinya. Demikian
pula sebaliknya sekolah yang bermutu akan dicari bahkan masyarakat akan
membayar dengan biaya mahal asalkan anaknya diterima di sekolah tersebut.
Adanya sekolah favorit dan tidak favorit ini nampaknya sangat terkait dengan
kemampuan kepala sekolah mengadakan pendekatan dan hubungan dengan para
pendukungnya di masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh pengusaha, tokoh
agama dan tokoh politik atau tokoh kepemerintahan (stakeholders).
Karena itu sejak lama Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
pendidikan itu berlangsung pada tiga lingkungan yaitu lingkungan Keluarga,
Sekolah dan Masyarakat. Artinya pendidikan tidak akan berhasil kalau ketiga
komponen itu tidak saling bekerjasama secara harmonis. Kaufman menyebutkan
patner/mitra pendidikan tidak hanya terdiri dari guru dan siswa saja, tetapi
juga para orang tua/masyarakat.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan
bukanlah lembaga yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan putra-putra bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat yang luas, dan bersama masyarakat membangun dan
meningkatkan segala upaya untuk memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta
apabila lembaga pendidikan mau membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat
tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat berperan dalam upaya membantu
sekolah/lembaga pendidikan memajukan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan.
Sekolah pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi
ganda terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan
bagi masyarakat sekitarnya, yang oleh Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan
dan fungsi pemimpin (fungsi untuk memajukan masyarakat melalui pembentukan
sumber daya manusia yang berkualitas).
Setiap aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat
inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua
siswa, agar mereka mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh
sekolah dan pada sisi mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam
merealisasikan program inovatif tersebut.
Dengan hubungan yang harmonis tersebut akan ada banyak manfaat yang didapat antara sekolah dan masyarakat masyarakat
Manfaat hubungan yang harmonis
antara sekolah dan masyarakat diantaranya:
Bagi
Sekolah/lembaga pendidikan :
a.
Memperbesar
dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah oleh
masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya
impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya
kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
b.
Memudahkan/meringankan
beban sekolah dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan di tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah
benar-benar mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan
peningkatan sekolah. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya
apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.
c.
Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru. Sebab pada
dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga pendidikan adalah masyarakatnya
sendiri.
d.
Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif/benar. Opini yang
positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan
rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini yang baik merupakan
modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
e.
Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah,
sehingga sekolah akan lebih hati-hati.
f.
Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga memudahkan
mendapatkan bantuan material.
Bagi
Masyarakat, dengan adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dengan
masyarakat maka :
a.
Masyarakat/orang
tua murid akan mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan
pendidikan di sekolah
b. Keinginan dan
harapan masyarakat terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan
direalisasikan oleh pihak sekolah
c.
Masyarakat akan
memiliki kesempatan memberikan saran, usul maupun kritik untuk membantu sekolah
menciptakan sekolah yang berkualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar